Pages

Subscribe:

Sabtu, 26 Januari 2013

PENGARUH MUSIK ROCK TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK



Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menuju dewasa. Pada masa ini seorang remaja sudah bukan anak-anak lagi, namun belum dapat dikatakan dewasa.
Remaja mengalami masa peralihan sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang timbul sesudah pemasakan seksual (pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan agar remaja mampu memikul tanggung jawab dalam menguasai tugas-tugas perkembangan yang diperlukan pada masa dewasa (Hurlock,1999). Gunarso dan Gunarso (1991), mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode yang unik dan selalu menarik untuk dipantau, karena merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja pada masa transisi dipersiapkan untuk memasuki kedewasaan dan kematangan baik dari segi emosi, inteligensi dan sosialnya.
Hal yang sering menjadi masalah bagi remaja salah satunya adalah perilaku emosional yang sering tidak terkendali pada remaja. Tingkat emosi yang tidak terkendali inilah yang dapat menyebabkan masalah bagi individu maupun masyarakat sekitar yang ada di sekelilingnya. Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam berbagai aktivitas pada bayi yang baru lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu di ajarkan pada anak-anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya.
Sedangkan pada remaja, emosi dapat terlihat pada perilaku dan tindakan yang ia lakukan. Emosi ini dapat meningkat ataupun menurun tergantung pada stimulus apa yang remaja dapatkan, entah stimulus positif maupun negatif. Tingkatan emosional pada remaja dapat di pengaruhi oleh faktor apa saja yang mendukung, salah satu contohnya adalah dari musik. Musik merupakan salah satu hal yang mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia, mulai dari bayi hingga seseorang menjadi dewasa. "Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony". "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh". Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Ada suatu istilah yang disebut "head banger", yaitu suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Musik yang yang lembut ataupun keras dapat mempengaruhi tingkat emosi pada seseorang. Salah satunya adalah musik rock, musik yang bergenre keras ini selalu membuat para penikmat dan pecinta musik rock tentunya ikut bergoyang, loncat-loncat, maupun berteriak-teriak dengan suara yang keras. Apapun yang dilakukan ini adalah sebuah pengekspresian diri dari luapan emosi yang ada dalam diri tiap individu khususnya remaja. Masalah inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, penulis berusaha mencari tahu apakah ada pengaruh musik rock terhadap tingkat emosional pada remaja
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menuju dewasa. Pada masa ini seorang remaja sudah bukan anak-anak lagi, namun belum dapat dikatakan dewasa. Remaja mengalami masa peralihan sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang timbul sesudah pemasakan seksual (pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan agar remaja mampu memikul tanggung jawab dalam menguasai tugas-tugas perkembangan yang diperlukan pada masa dewasa (Hurlock,1999). Gunarso dan Gunarso (1991), mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode yang unik dan selalu menarik untuk dipantau, karena merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja pada masa transisi dipersiapkan untuk memasuki kedewasaan dan kematangan baik dari segi emosi, inteligensi dan sosialnya.
Hal yang sering menjadi masalah bagi remaja salah satunya adalah perilaku emosional yang sering tidak terkendali pada remaja. Tingkat emosi yang tidak terkendali inilah yang dapat menyebabkan masalah bagi individu maupun masyarakat sekitar yang ada di sekelilingnya. Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam berbagai aktivitas pada bayi yang baru lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu di ajarkan pada anak-anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya. Sedangkan pada remaja, emosi dapat terlihat pada perilaku dan tindakan yang ia lakukan. Emosi ini dapat meningkat ataupun menurun tergantung pada stimulus apa yang remaja dapatkan, entah stimulus positif maupun negatif. Tingkatan emosional pada remaja dapat di pengaruhi oleh faktor apa saja yang mendukung, salah satu contohnya adalah dari musik.
Musik merupakan salah satu hal yang mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia, mulai dari bayi hingga seseorang menjadi dewasa. "Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony". "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh". Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Ada suatu istilah yang disebut "head banger", yaitu suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Musik yang yang lembut ataupun keras dapat mempengaruhi tingkat emosi pada seseorang. Salah satunya adalah musik rock, musik yang bergenre keras ini selalu membuat para penikmat dan pecinta musik rock tentunya ikut bergoyang, loncat-loncat, maupun berteriak-teriak dengan suara yang keras. Apapun yang dilakukan ini adalah sebuah pengekspresian diri dari luapan emosi yang ada dalam diri tiap individu khususnya remaja. Masalah inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, penulis berusaha mencari tahu apakah ada pengaruh musik rock terhadap tingkat emosional pada remaja.

0 komentar:

Posting Komentar